PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usahanya di lini bisnis jalan tol yakni PT Astra Infra, memberikan sinyal kuat untuk terus menambah ruas tol baru. Salah satunya melalui akuisisi jalan tol yang sudah beroperasi.
Astra Infra belakangan memang santer dihubungkan sebagai salah satu operator jalan tol yang masuk dalam bursa pembeli potensial atas aset-aset jalan tol yang dikelola emiten jalan tol pelat merah, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo dalam risetnya memaparkan bahwa selain Astra Infra, investor potensial yang meminang aset Jasa Marga adalah Indonesia Investment Authority (INA) dan perusahaan properti asal Hong Kong, Road King Infrastructure (RKI) Group.
Menanggapi hal itu, Group CEO Astra Infra Firman Yosafat Siregar menegaskan bahwa Astra Infra selalu ingin
mengembangkan kemampuannya dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol. Adapun soal metodenya, Yosafat menyatakan bergantung pada situasinya.
“Namun sampai hari ini, Astra Infra masih memilih strategi untuk melalukan akuisisi jalan tol yang sudah beroperasi. Jadi kami tekankan, kami sangat ingin dan berminat untuk terus membantu berperan menyelenggarakan infrastaruktur demi pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ucap Yosafat dalam media gathering secara virtual.
Sinyal kuat Astra Infra yang ingin meningkatkan jumlah ruas tol kelolaannya tersebut sejalan dengan data Samuel Sekuritas yang membeberkan mengenai rencana Jasa Marga melakukan equity fundraising baik melalui kerja sama dengan investor strategis maupun penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada semester I 2023.
Terlebih, Jasa Marga juga baru-baru ini telah menuntaskan pemisahan (spin-off) sekaligus pengalihan kepemilikan saham atas 13 ruas tol Trans Jawa kepada JTT yang terdiri dari empat ruas tol Divisi Regional Jasamarga Transjawa Tollroad yakni Jakarta-Cikampek, Palimanan-Kanci, Semarang ABC dan Surabaya-Gempol.
Kemudian sembilan ruas tol anak usaha dan JV pada jalan tol layang MBZ, Batang-Semarang, Semarang Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pasuruan, GempolPandaan, Pandaan-Malang dengan nilai transaksi mencapai Rp 18,11 triliun.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan bahwa perseroan sejauh ini memang masih dalam proses pencarian investor dan terus melakukan cek pasar.
“Jadi, kita masih berproses. Targetnya semester I 2023. Aktivitasnya sudah ada misalnya, mencari investor. Berikutnya, kita lihat sesuai kebutuhan tol baru. Karena kita ada beberapa ruas baru sehingga perlu kita lihat cash flow untuk menutupi pembangunan bertahap tersebut sesuai alokasi,” ungkap Subakti kepada Investor Daily baru-baru ini.