Gerakan BDS Luncurkan Kampanye Global Boikot Carrefour

The Palestinian Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) National Committee telah meluncurkan kampanye global untuk memboikot perusahaan ritel multinasional asal Prancis, Carrefour Group. Carrefour dituduh terlibat dengan perusahaan Israel yang menjalankan bisnisnya di wilayah permukiman ilegal.

Baru-baru ini Carrefour Group telah menandatangani perjanjian waralaba dengan perusahaan Israel, yakni Electra Consumer Products dan anak perusahaannya Yenot Bitan. Kedua perusahaan itu aktif di permukiman ilegal Israel. Komite BDS menekankan, berdasarkan Konvensi Jenewa Keempat dan Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional (ICC), permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina dianggap sebagai kejahatan perang.

“Keputusan Carrefour untuk melakukan bisnis dengan perusahaan pemukiman ilegal Israel membuatnya terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim pendudukan Israel, kolonialisme pemukim, dan apartheid atas orang-orang pribumi Palestina,” ujar koordinator kampanye BDS untuk Eropa, Fiona Ben Chekroun, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Dia pun menyerukan pemboikotan Carrefour. “Kami menyerukan boikot global terhadap Carrefour Group dan divestasi darinya sampai Carrefour mengakhiri kemitraan kriminal ini dengan dua perusahaan Israel yang terlibat serta menghentikan semua penjualan produk dari pemukiman ilegal Israel di supermarket dan toserba,” ujar Chekroun menambahkan.

Sementara itu, BDS Arab World Campaigns Coordinator Rita Ahmad mengingatkan, Israel dapat mempertahankan rezim kolonialisme pemukim dan apartheid atas rakyat Palestina lewat dukungan dari pemerintah, perusahaan, dan institusi. Menurutnya, mereka semua yang memberi dukungan terhadap Israel perlu dimintai pertanggungjawaban. Rita pun menyoroti mengapa Carrefour rela mengorbankan citranya demi menjalin kerja sama dengan perusahaan Israel.

“Carrefour mengandalkan citra dan reputasinya untuk memenangkan klien. Kampanye akar rumput yang efektif mengungkap keterlibatan Carrefour dalam kejahatan perang Israel terhadap penduduk asli Palestina dapat menekan perusahaan untuk mengakhiri keterlibatan ini,” kata Rita.

Gerakan BDS dimulai pada Juli 2005. Tujuan utama kampanye BDS adalah memberi tekanan kepada Israel agar mengakhiri pendudukannya atas Palestina. Jalur pertama yang ditempuh adalah melalui boikot, yakni melibatkan penarikan dukungan terhadap Israel dan perusahaannya yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap rakyat Palestina. Lembaga olahraga, budaya dan kesenian, serta akademik Israel turut menjadi sasaran kampanye pemboikotan.

Kemudian divestasi adalah kampanye yang mendesak bank, dewan lokal, termasuk universitas, untuk menarik investasinya dari semua perusahaan Israel. Perusahaan-perusahaan internasional yang terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina juga dibidik.

Sementara sanksi merupakan kampanye yang bertujuan mendesak pemerintah memenuhi kewajiban hukumnya untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Dalam hal ini, para aktivis BDS juga akan menuntut pemerintah masing-masing agar mengakhiri transaksi perdagangan dengan Israel. Para pejabat Israel telah menuding gerakan BDS sebagai anti-Semit.