Kemenkeu Beri Keringanan Utang pada 2.109 Debitur Mini

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan hingga 30 November 2022 program keringanan utang (crash program) telah diikuti 2.109 debitur kecil atau mini. Dari debitur tersebut tercatat nilai outstanding piutang negara sebesar Rp 77,14 miliar, nilai setor ke penyerah piutang senilai Rp 14,61 miliar, dan nilai setor ke kas negara sebesar Rp 1,42 miliar.

Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara Kemenkeu Encep Sudarwan mengatakan program keringanan utang ditujukan untuk mempercepat penurunan outstanding piutang negara dan jumlah berkas kasus piutang negara (BKPN) yang ada di panitia urusan piutang negara (PUPN) sekaligus mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Hanya diberikan kepada objek crash program, jadi tidak semua orang, yang utang-utang gede dan BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia) tidak diberikan crash program,” ucap Encep kepada awak media dalam media gathering DJKN di Gedung Syafruddin Prawiranegara Kemenkeu Jakarta Selasa (6/12/2022).

Mengutip data DJKN jumlah 2.109 debitur terbagi dalam 1.049 debitur pasien rumah sakit, 461 debitur dengan nilai piutang sampai dengan Rp 8 juta, 237 debitur mahasiswa, 92 debitur usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan 270 debitur lainnya. Hal ini meningkat dari tahun 2021, dengan jumlah debitur sebanyak 1.491 debitur, terdiri dari 471 debitur pasien rumah sakit, 178 debitur dengan nilai piutang sampai dengan Rp 8 juta, 254 debitur mahasiswa, 232 debitur UMKM, dan 356 debitur lainnya.

“Fokus kita ke berkas kasus saja, bukan rupiahnya karena debitur-debitur kecil. Kalau debitur besar bisa mencapai triliunan, kalau ini debitur kecil tetapi jumlahnya banyak,” kata Encep.

Adapun 10 rumah sakit dengan debitur terbanyak yang mengikuti program keringanan utang di tahun 2022 yaitu RSUP Fatmawati Jakarta sebanyak 190 BKPN, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sebanyak 180 BKPN, RSUP I G.N.G. Ngoerah Denpasar sebanyak 151 BKPN, RSUP Persahabatan Jakarta sebanyak 78 BKPN, RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso Jakarta sebanyak 78 BKPN, RSUP DR. Sardjito Yogyakarta sebanyak 69 BKPN, RS Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 57 BKPN, RSUP DR. M Hoesin Palembang sebanyak 46 BKPN, RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung sebanyak 44 BKPN, dan RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten Jawa Tengah sebanyak 26 BKPN.

Sedangkan tiga universitas dengan debitur mahasiswa terbanyak adalah Universitas Negeri Malang sebanyak 171 BKPN, Universitas Tanjungpura sebanyak 37 BKPN, dan Universitas Sembilanbelas November Kolaka sebanyak 23 BKPN.

“Tahun 2023 karena Covid-19 sudah mereda, mudah-mudahan lebih banyak lagi yang bisa mengikuti crash program,” kata Encep.