PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berencana untuk masuk ke Indeks Global pada 2023. Namun, rencana GoTo dianggap gegabah mengingat ancaman resesi global masih menghantui dunia.
Analis Pasar Modal Oktavianus Audi mengatakan sebaiknya GoTo menunggu kondisi ekonomi kembali pulih sebelum masuk ke Indeks Global. Ia memahami rencana GoTo yang ingin menjaring investor dalam skala luas saat melakukan dual listing dalam prospektus pada saat Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, rencana tersebut adalah peluang yang baik untuk perusahaan berbasis digital itu. Hanya saja, waktu pelaksanaan yang ditargetkan pada 2023 diprediksi bakal menghadapi kondisi sulit.
“Beberapa hal yang menghambat, di antaranya faktor perlambatan ekonomi global yang diakibatkan inflasi yang tinggi serta tingkat resesi di AS yang meningkat karena suku bunga tinggi. Terlebih saham-saham teknologi di AS pun telah mengalami koreksi dalam sejak suku bunga dinaikkan oleh The Fed,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/12).
Ia menambahkan kondisi laporan keuangan GoTo diperkirakan masih belum membaik sampai dengan akhir 2022, terlihat dari cash flow operating yang masih cenderung negatif.
Senada, Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project William Hartanto mengatakan jangan terlalu serius menanggapi rencana GoTo untuk masuk ke indeks global karena investor pun bakal berpikir dua kali melihat pergerakan harga saham GoTo yang masih menurun.
“Namun, jika memang ada peluang untuk masuk ke indeks global, maka akan terlihat setidaknya ada aksi beli besar yang mengurangi offer tebal pada GoTo. Di situ baru kita bisa melihat adanya respon pasar dan bisa dijadikan sebagai momentum untuk rebound pada saham GoTo,” jelasnya.
Tak jauh beda, Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta melihat kondisi pasar global masih menghadapi peluang resesi yang cukup dalam. Jadi, GoTo harus melihat kondisi pasar dunia ke depan jika ingin merambah indeks global.
Investor akan mengamati bagaimana kebijakan strategis GoTo untuk menciptakan stabilitas dari sisi kinerja bottom line. Menurut Nafan, selama ini kinerja bottom line GoTo masih perlu ditingkatkan untuk membuktikan bahwa mereka bisa menghasilkan profitabilitas.
“Kalau misal (ekonomi) global kondusif, peluang untuk masuk dan mulai menjajaki ke indeks global bisa saja terbuka pada 2023. Namun, harus menunggu pemulihan ekonomi global. Di sisi lain, jika melihat dari domestik, saham GoTo dalam tren penurunan, sering terjadi Auto Reject Bawah (ARB) selama seminggu terakhir ini,” kata Nafan.
Nafan berharap GoTo bisa mewujudkan peningkatan inovasi agar menciptakan segmentasi konsumen loyal baru mengingat persaingan saat ini semakin ketat.
Ia menegaskan bahwa keputusan GoTo yang ingin memasuki indeks global pada paruh pertama 2023 harus bersifat kondisional dengan memperhatikan beberapa aspek di pasar dan momentum yang ada.
“Kita berharap semestinya ini mengikuti momentum pemulihan ekonomi global terlebih dahulu baru nanti GoTo bisa memanfaatkan momentum untuk masuk ke indeks global agar menarik calon investor untuk meningkatkan minat investasinya di GoTo,” pungkasnya.
Di lain sisi, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menekankan bahwa GoTo harus terlebih dahulu meyakinkan para investor domestik sebelum melangkah lebih jauh ke indeks global.
“Tentunya GoTo sendiri perlu meyakinkan investor domestik dengan berbagai upayanya untuk membalikkan posisi keuangan perusahaan, terlebih untuk menahan laju tekanan harga saham yang terjadi di pasar. Jika itu berhasil dilakukan, maka tidak mustahil untuk kemudian menarik investor baru,” papar Ivan.
Sebelumnya, Presiden Grup GoTo Patrick Cao mengatakan perusahaan tengah mencari investor baru yang potensial untuk bisa masuk ke indeks global di paruh pertama 2023. Strategi tersebut dibuat untuk memberikan manfaat dan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan, termasuk calon investor.
Ia menyebut perseroan juga akan terus fokus untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui produk dan layanan berkualitas.
“Kami juga terus melakukan penjajakan dengan potensial investor yang baru, terutama menuju peluang masuknya GoTo ke dalam indeks global di paruh pertama 2023. Semua langkah-langkah ini kami lakukan untuk memberikan manfaat dan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Patrick dalam Public Expose GoTo.
Presiden Grup GoTo tersebut juga berdalih soal anjloknya harga saham perusahaan yang disebabkan oleh kondisi makroekonomi pasar modal, kompetisi, dan kinerja perusahaan. Menurutnya, ada beberapa hal yang di luar kontrol perusahaan.
Patrick menyinggung soal investor awal yang masuk di harga saham lebih rendah yang merealisasikan keuntungan, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.