Hasil penelitian dari sepasang ahli entomologi di University of Maryland menunjukkan, rentang hidup lebah madu saat ini 50% lebih pendek daripada yang terlihat pada tahun 1970-an atau 50 tahun lalu.
Para ahli berhipotesis pengaruh besarnya adalah perubahan genetik. Penelitian dimulai ketika ahli entomologi Anthony Nearman dan Dennis van Engelsdorp sedang melakukan riset untuk melihat bagaimana gula dalam air mempengaruhi umur lebah yang dikurung.
Mereka kemudian memperhatikan umur rata-rata lebah dalam studi mereka adalah setengah dari apa yang dilaporkan dalam studi serupa dari tahun 1970-an.
Lalu, mereka mereplikasi semua protokol dari studi terdahulu. Pupa lebah dikumpulkan dari sarang sebelum muncul dan kemudian disimpan dalam kondisi kandang yang sama seperti lebah dewasa, tetapi lebah modern mereka hanya hidup rata-rata 17,7 hari dibandingkan dengan umur 34,3 hari yang dilaporkan dalam studi yang lebih tua.
“Ketika saya merencanakan rentang hidup dari waktu ke waktu, saya menyadari, wow, sebenarnya ada efek waktu yang sangat besar yang terjadi,” kata Nearman, seperti dikutip dari New Atlas, Selasa (15/11/2022).
“Protokol standar untuk memelihara lebah madu di lab belum benar-benar diformalkan hingga tahun 2000-an, jadi Anda akan mengira rentang hidup akan lebih lama atau tidak berubah, karena kita menjadi lebih baik dalam hal ini, bukan? Sebaliknya, kami melihat angka kematian berlipat ganda,” lanjutnya.
Hasil penelitian yang menunjukkan rentang hidup lebah telah menurun selama beberapa dekade terakhir. Penelitian baru ini adalah yang pertama untuk menghilangkan semua variabel tersebut dan menyarankan mungkin ada penurunan umur lebah madu terlepas dari faktor lingkungan.
“Kami mengisolasi lebah dari kehidupan koloni tepat sebelum mereka muncul sebagai lebah dewasa, jadi apapun yang mengurangi umur mereka terjadi sebelum titik itu,” terang Nearman.
“Ini memperkenalkan gagasan tentang komponen genetik. Jika hipotesis ini benar, itu juga menunjukkan solusi yang mungkin. Jika kita dapat mengisolasi beberapa faktor genetik, mungkin kita dapat membiakkan lebah madu yang berumur lebih panjang,” ujarnya.
Ahli biologi University of Sussex Dave Goulson menyebut studi baru ini sangtlah menarik. Ia juga berspekulasi kemungkinan pestisida telah menyusup ke serbuk sari yang diumpankan ke larva, memengaruhi umur lebah dari titik awal ini.
Namun, Goulson menunjukkan hasil ini perlu ditanggapi dengan serius karena jika benar, sesuatu yang sangat mengkhawatirkan sedang terjadi. Dia mencatat contoh serupa dari seleksi alam yang mendukung rentang hidup yang lebih pendek mungkin terjadi pada spesies lain.
Nearman dan van Engelsdorp sangat menyadari hipotesis mereka bahwa lebah madu mengalami rentang hidup yang lebih pendek karena perubahan genetik masih sangat spekulatif.
Jadi, langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah memperluas cakupan mereka dan melihat rentang hidup lebah madu di wilayah geografis yang berbeda.
Jika mereka masih mendeteksi pola yang konsisten dari umur panjang yang menurun maka studi genetik dapat mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kedua ahli entomologi tersebut mengatakan bahwa eksperimen ini dapat berfungsi sebagai wawasan standar yang berharga.