Harga minyak naik 1% setelah eksportir utama Arab Saudi mengatakan OPEC+ bertahan dengan pengurangan produksi dan dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk menyeimbangkan pasar. Namun kenaikan harga minyak terpangkas di akhir sesi.
Pemicunya Uni Eropa memperlunak proposal sanksi terbarunya terkait pembatasan harga ekspor minyak Rusia dengan menunda penerapan penuhn dan melonggarkan ketentuan pengiriman. Blok tersebut mengusulkan penambahan transisi 45 hari untuk pengenalan pembatasan tersebut, menurut Bloomberg.
Pada 5 Desember, larangan Uni Eropa terhadap impor minyak mentah Rusia akan dimulai, seperti rencana G-7 yang memungkinkan penyedia layanan pengiriman membantu mengekspor minyak Rusia, tetapi hanya dengan harga rendah.
“Batas harga berubah menjadi perangkat yang memungkinkan negara-negara barat mempertahankan minyak mentah Rusia di pasar. Intinya adalah apakah kita akan kehilangan produk mentah dan olahan dari Rusia dalam jumlah signifikan atau tidak dan itu masih belum terjadi,” kata partner Again Capital LLC John Kilduff, di New York.
Harga minyak mentah Brent naik 91 sen (1%) menjadi US$ 88,36 dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 91 sen (1,1%) menjadi US$ 80,95.
Mendukung harga sepanjang sesi, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyangkal laporan Wall Street Journal yang membuat harga minyak anjlok 5%. Dia mengatakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak sedang mempertimbangkan meningkatkan produksi.
Uni Emirat Arab, produsen besar OPEC lainnya, membantah mengadakan pembicaraan tentang perubahan perjanjian OPEC+ terbaru. Sementara Kuwait mengatakan tidak ada pembicaraan seperti itu. Aljazair mengatakan revisi perjanjian OPEC+ tidak dibahas.
OPEC, Rusia, dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu pada 4 Desember mendatang.
Kekhawatiran atas permintaan minyak dalam menghadapi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan kebijakan lockdown Covid-19 di Tiongkok ketat juga menekan harga.
Beijing menutup taman, pusat perbelanjaan, dan museum pada Selasa (22/11/2022). Selain itu, banyak kota di Tiongkok melanjutkan pengujian Covid-19 massal. Ibu kota Tiongkok memperingatkan tantangan pandemi paling parah dan aturan ketat untuk memasuki kota.
Fokus ke depan adalah data pasokan mingguan terbaru di Amerika Serikat, yang diperkirakan menunjukkan persediaan minyak mentah turun 2,2 juta barel.