Bakrie & Brothers (BNBR) Bidik Tambang Nikel di Sulawesi

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi untuk memasok bahan baku produksi baterai kendaraan listrik.

Fasilitas pengolahan nikel lengkap hingga menjadi baterai yang akan digarap secara konsorsium tersebut, diperkirakan membutuhkan investasi senilai US$ 9 miliar atau Rp 134,82 triliun.

“Iya benar (akuisisi). Tetapi ini konsorsium ya, bukan kami saja,” ujar Head of Corporate Communication Bakrie & Brothers (BNBR) Bayu Nimpuno di Jakarta.

Adapun konsorsium dimaksud adalah Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC). Konsorsium ini diluncurkan bulan lalu dengan perusahaan energi China Envision dan raksasa komoditas global Glencore untuk menjajaki investasi ke kawasan industri rantai pasok nikel global.

“Ya maunya sih cepat ya. Tetapi saya tidak tahu persis target waktu atau jadwal-jadwalnya seperti apa,” jawab Bayu.

Dikutip dari Reuters, Direktur Utama BNBR Anindya Bakrie mengatakan dalam World Economic Forum di Davos, lahan seluas 2.000 hektare yang direncanakan akan membutuhkan investasi senilai US$ 9 miliar. Dana ini mencakup seluruh pembangunan industri, mulai dari peleburan nikel hingga pembuatan baterai.

Sementara itu, CEO PT VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono mengatakan, perusahaan Indonesia berencana mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Tenggara untuk memasok kawasan industri tersebut.

“[Tambang itu akan] memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 Gigawatt-jam (baterai) dalam 25 tahun ke depan,” kata Gilarsi.