Investasi Sektor UMKM di 2022 Tembus Rp 318,6 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sepanjang tahun 2022 nilai investasi yang masuk dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai Rp 318,6 triliun. Angka ini terbagi dalam penanaman modal di sektor usaha mikro senilai Rp 132,7 triliun dan usaha kecil sebesar Rp 185,9 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya melakukan pendataan UMKM sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam berbagai kesempatan Presiden Jokowi mendorong investor menengah, kecil hingga usaha mikro naik kelas.

“Melalui data ini, saya harus link judi bola menyampaikan kontribusi UMKM dalam pertumbuhan ekonomi nasional cukup signifikan,” ucap Bahlil Lahadalia dalam di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta.

Bahlil menuturkan pihaknya bisa mendata realisasi investasi dari UMKM dari data 1.895.021 Nomor Induk Berusaha (NIB) yang masuk di Kementerian Investasi/BKPM. NIB terbagi dalam usaha mikro sebanyak 1.733.234 NIB (91,5%) dan usaha kecil sebesar 161.787 NIB (8,5%).

“Ini data baru yang kami siap melakukan uji keabsahan karena di Kementerian Investasi/BKPM selalu memakai slogan hanya kepada Tuhan kita percaya, manusia butuh data,” tandas Bahlil.

Lima besar besar sektor usaha mikro kecil tahun 2022 adalah perdagangan dan reparasi (Rp 106,8 triliun); jasa lainnya (Rp 58,7 triliun); konstruksi (Rp 58,1 triliun); hotel dan restoran (Rp 25,8 triliun); tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (Rp 12,6 triliun).

Sedangkan secara spasial lima besar lokasi usaha mikro kecil tahun 2022 adalah Jawa Barat (Rp 55,2 triliun), Jawa Timur (Rp 38,7 triliun); DKI Jakarta (Rp 37,8 triliun); Jawa Tengah (Rp 23,9 triliun); dan Banten (Rp 20,3 triliun). Adapun penyerapan tenaga kerja usaha mikro kecil tahun 2022 adalah 7.608.210 orang yang terbagi dalam usaha mikro sebanyak 5.575.662 orang dan usaha kecil sebanyak 2.032.548 orang.

“Dalam konteks penyerapan tenaga kerja lebih besar usaha mikro daripada usaha kecil,” pungkas Bahlil.

Bahlil Happy Realisasi Investasi 2022 Lampaui Target Jokowi

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun secara year on year tumbuh 34%.

Bila dilihat dari sisi pertumbuhan tahunan maka terjadi pertumbuhan investasi secara pesat di tahun 2022, bahkan menjadi pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan angka ini berada di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang sebesar Rp 986 triliun untuk tahun 2022.

Angka ini juga berada di atas target realisasi investasi 2023 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebesar Rp 1.200 triliun. Selama tahun 2022 dari investasi yang masuk pemerintah berhasil melakukan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.305.001 orang.

“Alhamdullilah kita mampu mencapai Rp 1.207,2 triliun secara year on year tumbuh 34%. Ini salah satu pertumbuhan investasi yang terbesar sepanjang sejarah. Untuk Indonesia selama republik ini berada pertumbuhan tahunan yang paling besar 34%,” ucap Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Realisasi investasi dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 654,4 triliun atau 54,2% dari total investasi selama tahun 2022. Secara year on year realisasi PMA tumbuh sebesar 44,2%.

Bahlil menuturkan tingginya pertumbuhan realisasi PMA hingga 44,2% menunjukan bahwa Indonesia tetap dipandang positif di tengah gejolak perekonomian dunia.

“Realisasi investasi PMA tumbuh 44,2% ini adalah dampak kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sekaligus melahirkan kepercayaan bagi para investor yang masuk ke Indonesia,” tutur Bahlil.

Target Jokowi ke Bahlil Terpenuhi, Investasi Rp 1.207 T

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun, melewati target Rp 1.200 triliun yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.305.001 juta orang.

“Target Presiden sebesar Rp 1.200 triliun, pada awalnya banyak orang yang pesimis terhadap targetnya, apakah tercapai atau tidak. Alhamdulillah kita mampu mencapai sebesar Rp 1.207,2 triliun,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta.

Secara terinci, capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2022 mencapai 100,6% dari target, serta tumbuh 34% dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar Rp 901,02 triliun. “Ini salah satu pertumbuhan investasi yang terbesar dan ini sepanjang sejarah republik yang ada, ini paling besar, (tumbuh) 34%,” katanya.

Total realisasi investasi itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 654,4 triliun atau setara 54,2% dari total realisasi investasi. Sementara sisanya merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 552,8 triliun atau sebesar 45,8%. Adapun secara tahunan (yoy), PMA tercatat tumbuh 44,2%, sementara PMDN tumbuh 23,6%.

Menurut Bahlil, capaian tersebut patut disyukuri karena di tengah gelapnya kondisi global, investasi asing ke Indonesia masih tumbuh dengan baik.

“Inilah kepercayaan yang harus diakui baik yang suka maupun tidak suka dengan pemerintahan ini bahwa FDI (foreign direct investment/FDI) tumbuh 44% adalah dampak kebijakan pemerintah yang sekaligus melahirkan kepercayaan bagi para investor yang masuk ke Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, capaian pertumbuhan PMDN yang biasanya maksimal hanya 15% dinilai Bahlil merupakan bukti bahwa kepercayaan investor domestik juga sama tingginya terhadap pemerintah Indonesia. “PMDN kita secara yoy tumbuh 23%. Artinya yang percaya ini tidak hanya FDI, pengusaha lokal, pengusaha nasional pun percaya terhadap apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana ekonomi kita ke depan,” imbuh Bahlil.

Dalam catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi sepanjang tahun 2022 tersebar di lima sektor utama, yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; transportasi, gudang dan telekomunikasi; perumahan, kawasan industri dan perkantoran; serta industri kimia dan farmasi.

Investasi sepanjang 2022 juga tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, Jawa Timur dan Riau. Sementara lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Jepang dan Malaysia.

Lebih rinci, sepanjang triwulan IV 2022, realisasi investasi mencapai Rp 314,8 triliun, tumbuh 30,3% secara tahunan (yoy) dan tumbuh 2,3% secara kuartalan (qoq) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 339.879 orang.

Capaian realisasi investasi sepanjang Oktober-Desember 2022 itu terdiri dari realisasi PMA sebesar Rp 175,2 triliun (porsi 55,6%) dan realisasi PMDN sebesar Rp 139,6 triliun (44,4%).

Adapun lima sektor utama di triwulan IV 2022 yaitu pertambangan; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri kimia dan farmasi; serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran.

Realisasi investasi triwulan IV 2022 tersebar paling banyak di Jawa Barat, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Banten. Sedangkan lima besar negara utama yang berinvestasi di periode tersebut adalah Tiongkok, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Amerika Serikat.

Investasi Kuartal IV Naik Capai Rp 314,8 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal IV 2022 mencapai Rp 314,8 triliun. Dibandingkan kuartal III 2022, terjadi pertumbuhan 2,3% dan dibandingkan periode yang sama tahun 2021 naik 30,3%. Total penyerapan tenaga kerja yang terjadi pada kuartal IV 2022 sebanyak 339.879 orang.

“Realisasi kuartal IV 2022 mencapai Rp 314,8 triliun, ini di luar UMKM, hulu migas, dan sektor keuangan. Secara tahunan pada kuartal IV 2022 ini tumbuh 30,3%,” ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta.

Realisasi investasi sebesar Rp 314,8 triliun terbagi dalam Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 139,6 triliun (44,4%) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 175,2 triliun (55,6%). “Ini adalah progres kerja kita semua. Saya berterima kasih ke masyarakat yang menjaga stabilitas ekonomi dan politik sehingga investasi tumbuh bagus,” kata Bahlil.

Bila dilihat secara spasial, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 150,6 triliun (47,8%), sedangkan di luar pulau Jawa sebesar Rp 164,2 triliun (52,2%).

Menurut Bahlil, tingginya investasi di luar Pulau Jawa ini menunjukkan konsistensi pemerintah menjalankan roda perekonomian secara Indonesiasentris.

“Hal ini juga mencerminkan konsistensi pemerintah membangun secara Indonesiasentris. Langkah tersebut benar-benar terjaga dalam konteks realisasi investasi, sebab investasi menjadi instrumen mendorong pertumbuhan ekonomi baru,” tutur mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini.

Adapun lima besar sektor (PMA & PMDN) kuartal IV 2022 adala pertambangan Rp 39,8 triliun; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 39,4 triliun; transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 36,8 triliun; industri kimia dan farmasi sebesar Rp 33,5 triliun; perumahan kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 28,9 triliun.

Lima besar Lokasi (PMA & PMDN) pada kuartal IV 2022 yaitu Jawa Barat sebesar Rp 46,2 triliun; Sulawesi Tengah Rp 34,7 triliun; DKI Jakarta sebesar Rp 34 triliun; Jawa Timur Rp 30,9 triliun; Banten sebesar Rp 23,5 triliun.

Terganjal Izin, Investasi Macet di Indonesia Capai Rp 1.000 Triliun

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengumumkan adanya Rp 1.000 triliun investasi macet lantaran masih menunggu perizinan masuk. Namun, Kementerian Investasi/BKPM mengaku terkejut dan baru mengetahui kabar itu.

“Waduh, saya enggak tahu tuh. Komunikasi belum ada sih. Terus terang informasi itu saya baru dapet pagi ini,” ujar Sekretaris Kementerian Investasi/BKPM Ikmal Lukman di acara peluncuran Peta Peluang Investasi (PPI) 2022 di Conrad Hotel, Bali.

Berdasarkan laporan Kemendagri, temuan Rp 1.000 triliun investasi macet itu didapat oleh Tim Investasi Presiden. Namun, Ikmal mengaku baru mendengar keberadaannya.

“Rasanya enggak ada. Investasi yang Kementerian Investasi/BKPM, itu amanahnya pak Presiden, semua satu pintu di Kementerian Investasi/BKPM. Enggak ada yang lain. Karena BKPM lah yang mengeluarkan NIB-nya, fasilitasnya, insentifnya. Semua ada di Kementerian Investasi/BKPM,” imbuhnya.

Ikmal lantas meminta isu tersebut bisa langsung ditanyakan kepada Kemendagri. Pasalnya, ia benar-benar tidak memegang data soal itu.

“Enggak tahu juga tuh. Mungkin ditanyakan ke yang mengeluarkan sumber data itu. Tapi terus terang sih kita belum tahu itu,” ungkapnya.

Menurut dia, kemungkinan adanya investasi mandeg dengan nilai sebesar itu sedikit kurang wajar, lantaran itu bakal turut menghambat proses pertumbuhan ekonomi.

“Kalau itu macet pertumbuhan investasi enggak bagus dong. Investasi kan yang kita umumkan realisasi diambil dari perusahaan-perusahaan, yang mereka mengisi online secara faktual seperti itu, itu yang kita umumkan,” sebutnya.

“Kalau misal itu ada, terlihat pasti. Gede banget itu, 1/3 APBN,” tandas Ikmal.

Kiat Investasi saat Ada Pandemi

Tahun menjadi momen yang cukup sulit, seiring merebaknya Virus Corona. Kendati begitu, peluang menghasilkan kekayaan tetap ada.

Hal penting bagi investor atau yang ingin menginvestasikan uangnya harus memperhatikan beberapa hal. Inilah 5 hal yang harus dilakukan investor saat wabah pandemi terjadi, melansir laman Financial Express, Selasa (12/5/2020).

  1. Jangan Panik

Ketika pasar dalam kondisi euforia atau justru tengah suram, investor cenderung menyerah pada emosi mereka karena jiwa mengalahkan rasionalitas. Dan inilah saat yang paling sering terjadi kesalahan untuk portofolio investasi para investor. Jauhi kebisingan dan kepanikan.

Berinvestasi bukan tentang mengalahkan pasar atau siapa pun. Ini tentang membangun kekayaan dengan akal sehat, pemikiran logis, kesabaran, ketekunan, keseimbangan mental, kecerdasan emosional, dan kinerja di bawah tekanan.

  1. Fokus pada sasaran keuangan

Tetap fokus pada tujuan akhir untuk mendapatkan akumulasi kekayaan dan mencapai tujuan keuangan menggunakan rencana keuangan.

Dalam seluruh upaya keuangan ini, tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua. Rencana keuangan unik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan Anda.

  1. Tinjau alokasi aset

Alokasi aset adalah landasan investasi. Aset yang berbeda memiliki suasana hati yang berbeda berdasarkan fluktuasi pasar, tetapi alokasi yang tepat di seluruh kelas aset dan gaya investasi dapat melindungi dari pasang surut yang signifikan dari setiap kelas aset dan skema dalam portofolio.

  1. Pastikan diversifikasi optimal

Setelah alokasi aset ditetapkan dengan benar, kehati-hatian harus diambil untuk memastikan bahwa dalam setiap kelas aset juga, portofolio terdiversifikasi secara optimal.

Menggabungkan portofolio di seluruh wilayah geografis dan negara dapat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi untuk mencatat pengembalian yang optimal.

  1. Tinjau portofolio

Kinerja portofolio investasi keseluruhan Anda membebani jalan investasi yang dimiliki. Jika pengembalian tidak konsisten dalam jangka waktu yang lama untuk investasi ekuitas dan hutang, lakukan peninjauan portofolio secara komprehensif dan keseimbangan kembali portofolio.

Dalam skenario saat ini, lakukan diversifikasi di seluruh kapitalisasi pasar sambil berinvestasi. Baik ke reksada, obligasi dan lainnya.

Jangan lupa juga untuk mengalokasikan 10-15 persen dari seluruh portofolio investasi untuk emas dan tahan dengan investasi jangka panjang. Logam kuning yang berharga akan menampilkan kilau selama masa yang tidak pasti.